Content repurposing telah menjadi strategi penting dalam pemasaran digital. Dengan metode ini, bisnis dapat mengubah konten lama menjadi format baru, memperluas jangkauan, dan meningkatkan engagement.
Di dalam Artikel ini kami, akan menjelaskan pentingnya content repurposing, strategi terbaru, dan bagaimana Anda bisa memanfaatkan konten lama secara efektif.
Content Repurposing Adalah
Apa Itu Content Repurposing?

Content repurposing dalam pemasaran konten adalah proses mengubah konten yang sudah ada ke dalam format baru atau untuk audiens yang berbeda. Strategi ini membantu memaksimalkan nilai konten yang telah dibuat, memperluas jangkauan, dan meningkatkan efisiensi dalam pemasaran konten.
Contoh Implementasi:
- Artikel blog diubah menjadi video pendek.
- Infografis dijadikan postingan carousel untuk Instagram.
- Podcast diubah menjadi artikel blog informatif.
Manfaat Utama Content Repurposing:
- Menghemat waktu dan sumber daya: Mengurangi beban pembuatan konten baru.
- Memaksimalkan nilai konten lama: Memberikan umur panjang pada konten.
- Menjangkau audiens baru: Format berbeda menarik kelompok demografis yang lebih luas.
Mengapa Content Repurposing Penting?

Content repurposing bukan hanya strategi hemat waktu, tetapi juga alat penting untuk memaksimalkan potensi konten yang sudah ada. Berikut adalah rincian manfaat utama dari content repurposing:
1. Efisiensi Biaya dan Waktu
Produksi konten baru membutuhkan banyak sumber daya, baik waktu, tenaga, maupun biaya. Dengan content repurposing, bisnis dapat memanfaatkan konten lama yang berkinerja baik untuk menciptakan format baru yang relevan, tanpa harus memulai dari nol.
Bagaimana Cara Kerjanya?
- Menggunakan artikel blog yang sudah ada untuk membuat infografis atau video pendek.
- Mengubah webinar menjadi artikel blog atau podcast.
- Memanfaatkan kembali laporan tahunan sebagai infografis interaktif.
Fakta Terkait:
- 82% pemasar menyatakan bahwa content repurposing adalah cara efektif untuk menghemat waktu dan tetap menjaga konsistensi strategi konten. (Neil Patel)
Contoh Nyata:
Sebuah perusahaan teknologi menggunakan laporan data tahunannya untuk membuat serangkaian postingan LinkedIn yang fokus pada wawasan utama dari laporan tersebut, menarik audiens profesional baru tanpa biaya tambahan.
2. Memperpanjang Umur Konten
Konten lama sering kali kehilangan relevansi seiring waktu, tetapi dengan pembaruan dan transformasi, konten tersebut dapat tetap berguna dan menarik.
Apa yang Dimaksud dengan Memperpanjang Umur Konten?
- Pembaruan Data: Artikel lama diperbarui dengan statistik dan informasi terbaru.
- Adaptasi Format: Konten panjang diubah menjadi format lebih pendek dan menarik, seperti video atau carousel.
Fakta Terkait:
- Konten evergreen yang diperbarui secara konsisten dapat meningkatkan trafik organik hingga 60% lebih banyak dibandingkan jika dibiarkan tanpa perubahan. (Backlinko)
Contoh Nyata:
Sebuah blog tentang tips keuangan pribadi yang ditulis 3 tahun lalu diperbarui dengan tren keuangan terbaru, menghasilkan peningkatan signifikan dalam trafik organik dan share di media sosial.
3. Meningkatkan Engagement
Audiens saat ini lebih menyukai konten yang menarik secara visual, mudah dicerna, dan sesuai dengan kebiasaan konsumsi mereka. Dengan mengubah format konten menjadi lebih interaktif dan menarik, engagement dapat meningkat secara signifikan.
Mengapa Format Baru Meningkatkan Engagement?
- Video Pendek: Sangat populer di platform seperti TikTok dan Instagram Reels.
- Infografis Interaktif: Mudah dibagikan dan menarik perhatian.
- Podcast: Ideal untuk audiens multitasking yang mencari informasi saat bepergian.
Statistik Terkait:
- Video pendek meningkatkan engagement hingga 68% di media sosial, menjadikannya format yang paling efektif untuk menarik perhatian. (HubSpot)
Contoh Nyata:
Sebuah perusahaan e-learning memotong video webinar berdurasi 1 jam menjadi klip-klip pendek dengan tips spesifik. Video ini diunggah di Instagram Reels, menghasilkan peningkatan engagement hingga 75%.
Hal-Hal Terbaru tentang Content Repurposing

Content repurposing terus berkembang dengan teknologi dan perubahan kebiasaan audiens. Berikut adalah tren terbaru yang membuat strategi ini semakin relevan dan efektif.
1. Kecerdasan Buatan (AI) untuk Repurposing
Kecerdasan buatan, seperti ChatGPT, digunakan untuk mempercepat proses transformasi konten. AI mempermudah pembuatan ulang dari transkripsi video, artikel lama, atau dokumen panjang ke dalam format baru yang lebih segar.
Contoh Penggunaan:
- Menggunakan AI untuk mengubah webinar menjadi artikel blog yang ringkas dan informatif.
- Membuat infografis dari data laporan tahunan hanya dengan beberapa masukan singkat.
Mengapa Penting?
AI menghemat waktu dan tenaga, terutama untuk bisnis dengan sumber daya terbatas. Dengan bantuan teknologi, konten lama dapat diperbarui dan disesuaikan tanpa harus dimulai dari awal.
2. Micro-Content untuk Media Sosial
Micro-content adalah potongan kecil konten informatif, biasanya berdurasi singkat atau berukuran kecil, yang dirancang untuk platform media sosial seperti TikTok, Instagram Reels, atau LinkedIn.
Contoh Penggunaan:
- Mengubah artikel blog panjang tentang “Cara Mengelola Keuangan Pribadi” menjadi klip pendek berdurasi 30 detik dengan satu tips utama di setiap klip.
- Membuat carousel di Instagram dari daftar poin di artikel blog.
Statistik Terkait:
- 60% audiens lebih menyukai konten yang mudah dicerna seperti micro-content. (Backlinko)
Mengapa Penting?
Micro-content lebih cepat menarik perhatian di media sosial, di mana pengguna cenderung menggulir konten dengan cepat. Format ini memungkinkan pesan Anda menjangkau lebih banyak orang dalam waktu singkat.
3. Konten Interaktif
Konten interaktif melibatkan audiens secara aktif, seperti kuis, survei, atau kalkulator online. Ini adalah cara baru untuk membuat konten lebih menarik dan meningkatkan partisipasi audiens.
Contoh Penggunaan:
- Kalkulator Pengeluaran Bulanan: Berdasarkan artikel tentang tips mengelola uang, bisnis keuangan dapat membuat alat interaktif untuk membantu audiens menghitung anggaran mereka.
- Kuis “Tipe Investor Anda”: Mengubah laporan investasi menjadi kuis menyenangkan untuk audiens yang ingin tahu strategi investasi yang cocok.
Mengapa Penting?
Konten interaktif tidak hanya meningkatkan engagement tetapi juga membantu mengumpulkan data pengguna untuk personalisasi konten di masa depan.
4. Penggunaan Evergreen Content
Evergreen content adalah konten yang tetap relevan sepanjang waktu, seperti panduan, tips, atau tutorial. Dengan pembaruan kecil, konten ini dapat terus mendatangkan trafik dan klik, bahkan bertahun-tahun setelah pertama kali dipublikasikan.
Contoh Penggunaan:
- Artikel “Cara Menabung yang Efektif” diperbarui dengan data keuangan terkini dan strategi baru.
- Panduan “Tips Memulai Bisnis Online” ditambahkan contoh kasus terbaru yang relevan dengan tren e-commerce saat ini.
Statistik Terkait:
- Konten evergreen yang dioptimalkan menghasilkan 3x lebih banyak klik dibandingkan konten sementara.
Mengapa Penting?
Dengan terus diperbarui, evergreen content membantu menjaga relevansi situs Anda di mesin pencari dan memberikan nilai jangka panjang kepada audiens.
Jenis-Jenis Content Repurposing

Content repurposing memungkinkan Anda mengubah konten yang sudah ada menjadi format baru untuk menjangkau audiens yang berbeda di berbagai platform. Berikut adalah jenis-jenis content repurposing yang sering digunakan, lengkap dengan rincian dan contoh nyata.
1. Artikel Blog ke Format Baru
Artikel blog yang panjang dapat diubah menjadi format yang lebih menarik dan mudah dicerna, seperti video tutorial, infografis, atau konten media sosial.
Contoh Penggunaan:
- Artikel blog berjudul “Panduan Memulai Bisnis Online” dipecah menjadi video pendek TikTok yang memberikan satu tips utama per klip.
- Artikel tentang “10 Langkah Memulai Investasi” diubah menjadi infografis sederhana untuk LinkedIn.
Mengapa Efektif?
- Format visual seperti video atau infografis lebih mudah menarik perhatian di platform seperti TikTok dan Instagram.
- Menjangkau audiens yang lebih suka konten visual daripada teks panjang.
2. Infografis ke Postingan Carousel
Infografis besar sering kali terlalu detail untuk dibaca sekaligus. Dengan memecahnya menjadi beberapa slide, Anda bisa menyajikan informasi dalam format carousel yang lebih mudah dipahami.
Contoh Penggunaan:
- Infografis “Tren Digital Marketing 2024” dipecah menjadi 10 slide untuk Instagram. Setiap slide menjelaskan satu tren utama.
- Infografis tentang data konsumsi energi diubah menjadi seri postingan LinkedIn.
Mengapa Efektif?
- Carousel memudahkan audiens untuk memahami informasi secara bertahap.
- Slide dapat dioptimalkan untuk visual yang menarik, meningkatkan engagement di media sosial.
3. Podcast ke Artikel Blog
Podcast atau wawancara audio dapat ditranskripsi menjadi artikel blog yang mudah dibaca dan dicari di mesin pencari.
Contoh Penggunaan:
- Episode podcast berjudul “Tips Memulai Karir di Dunia Teknologi” ditranskripsi menjadi artikel blog dengan subjudul dan poin-poin utama yang jelas.
- Wawancara dengan ahli keuangan diubah menjadi artikel berjudul “5 Tips Mengelola Keuangan dari Ahli.”
Mengapa Efektif?
- Artikel blog lebih mudah diakses oleh audiens yang tidak memiliki waktu untuk mendengarkan podcast penuh.
- Transkripsi dapat dioptimalkan untuk SEO, meningkatkan visibilitas konten di mesin pencari.
4. Data Lama menjadi Visualisasi Baru
Data atau statistik lama dapat diberi kehidupan baru dengan diubah menjadi visualisasi yang menarik, seperti grafik atau infografis interaktif.
Contoh Penggunaan:
- Laporan tahunan perusahaan diubah menjadi infografis berjudul “5 Fakta Penting tentang Performa Perusahaan di 2023.”
- Data konsumsi energi tahunan dirancang menjadi grafik interaktif untuk situs web.
Mengapa Efektif?
- Visualisasi data lebih mudah dipahami dan menarik perhatian dibandingkan tabel atau teks panjang.
- Infografis interaktif meningkatkan keterlibatan pengguna, terutama jika mereka dapat berinteraksi langsung dengan data.
5. Email Campaign ke Blog
Email yang berkinerja baik dapat dikembangkan menjadi artikel blog yang lebih lengkap dan rinci.
Contoh Penggunaan:
- Email promosi berjudul “5 Alasan Anda Harus Mulai Investasi Hari Ini” diubah menjadi artikel dengan tambahan contoh kasus nyata.
- Kampanye email tentang tips produktivitas diubah menjadi artikel “Panduan Lengkap untuk Menjadi Lebih Produktif di Era Digital.”
Mengapa Efektif?
- Artikel blog memungkinkan informasi di email menjangkau audiens yang lebih luas.
- Blog dapat dikaitkan dengan email lain untuk menciptakan siklus konten yang saling mendukung.
Langkah-Langkah dan Strategi Memulai Content Repurposing

Content repurposing adalah strategi efektif untuk memaksimalkan nilai konten yang sudah ada dengan mengubahnya ke dalam format baru yang sesuai dengan berbagai platform dan audiens. Berikut adalah langkah-langkah dan strategi yang dapat Anda terapkan:
1. Identifikasi Konten Berkinerja Baik
- Analisis Performa Konten: Gunakan alat seperti Google Analytics untuk mengidentifikasi konten yang memiliki traffic tinggi, engagement yang baik, atau konversi yang signifikan.
- Pilih Konten Evergreen: Fokus pada konten yang tetap relevan sepanjang waktu, seperti panduan atau artikel informatif, karena lebih mudah untuk diadaptasi ke format lain.
2. Tentukan Format Baru
- Sesuaikan dengan Platform: Pilih format yang sesuai dengan platform target. Misalnya, ubah artikel blog menjadi video pendek untuk TikTok atau infografis untuk LinkedIn.
- Pertimbangkan Preferensi Audiens: Pahami preferensi konsumsi konten audiens Anda. Jika mereka lebih menyukai konten visual, pertimbangkan untuk membuat infografis atau video.
3. Optimalkan untuk SEO
- Penelitian Kata Kunci: Lakukan penelitian kata kunci untuk memastikan konten baru dioptimalkan untuk mesin pencari.
- Meta Deskripsi dan Tag: Pastikan setiap konten baru memiliki meta deskripsi, tag, dan judul yang dioptimalkan untuk SEO.
- Hindari Duplikasi Konten: Pastikan konten yang di-repurpose tidak dianggap sebagai duplikat oleh mesin pencari dengan menambahkan nilai baru atau perspektif berbeda.
4. Manfaatkan Guest Posting
- Membangun Backlink Berkualitas: Menulis konten sebagai tamu atau Guest Posting di situs web lain dapat membantu membangun backlink alami ke situs Anda, yang penting untuk SEO.
- Meningkatkan Visibilitas dan Trafik: Guest posting memungkinkan Anda menjangkau audiens baru dan meningkatkan trafik ke situs Anda.
- Membangun Otoritas: Dengan berbagi pengetahuan di platform lain, Anda dapat membangun reputasi sebagai ahli di bidang Anda dan Meningkatkan Otoritas Domain.
5. Gunakan Alat Bantu untuk Content Repurposing
- Canva: Untuk membuat desain grafis dan infografis yang menarik.
- Lumen5: Mengubah artikel blog menjadi video menarik.
- Descript: Untuk transkripsi audio dan video, memudahkan pembuatan konten teks dari podcast atau video.
6. Evaluasi dan Iterasi
- Pantau Kinerja: Gunakan alat analitik untuk memantau kinerja konten yang telah di-repurpose.
- Kumpulkan Umpan Balik: Dengarkan umpan balik dari audiens untuk memahami apa yang bekerja dan apa yang perlu ditingkatkan.
- Lakukan Penyesuaian: Berdasarkan data dan umpan balik, lakukan penyesuaian pada strategi repurposing Anda untuk hasil yang lebih baik.
Dengan mengikuti langkah-langkah dan strategi di atas, Anda dapat memaksimalkan nilai dari konten yang sudah ada, meningkatkan visibilitas, dan menjangkau audiens yang lebih luas melalui berbagai platform.
Apakah Boleh Menggunakan Kembali Konten untuk SEO?
Bila ada pertanyaan seperti itu, tentu saja jawabannya Ya. Menggunakan kembali konten sangat diperbolehkan dan bahkan dianjurkan untuk SEO, dengan beberapa catatan penting berikut:
1. Hindari Duplikat Konten
Google memiliki kebijakan ketat terhadap duplikat konten. Jika konten yang diubah (re-purposed) terlalu mirip dengan aslinya, situs Anda dapat terkena penalti yang mengurangi peringkat di mesin pencari.
Tips untuk Menghindari Duplikasi:
- Tambahkan sudut pandang baru: Misalnya, jika artikel awal berisi “5 Tips Hemat Energi”, tambahkan 3 tips baru dan beri pembaruan data.
- Sesuaikan format konten: Artikel blog dapat diubah menjadi video, infografis, atau podcast untuk menjangkau audiens baru tanpa duplikasi langsung.
2. Perbarui Informasi
Konten yang diperbarui dengan data atau tren terbaru tidak hanya relevan bagi audiens tetapi juga dihargai oleh Google. Mesin pencari menyukai konten segar yang memberikan nilai lebih.
Cara Melakukan Pembaruan:
- Tambahkan Statistik Terkini: Cari data baru dari sumber terpercaya untuk menggantikan data lama.
- Perbarui Contoh Kasus: Gunakan studi kasus atau wawasan yang relevan dengan tren saat ini.
- Sesuaikan Bahasa dan Format: Perbarui bahasa agar lebih sesuai dengan gaya komunikasi modern.
Contoh:
Artikel “Strategi Digital Marketing 2020” dapat diperbarui menjadi “Strategi Digital Marketing Terbaik untuk 2024,” dengan tren dan data baru.
3. Gunakan Internal Linking
Internal linking adalah teknik SEO yang menghubungkan konten baru dengan konten lama yang relevan di situs Anda. Ini membantu meningkatkan pengalaman pengguna dan memberi sinyal kepada Google tentang struktur dan relevansi situs Anda.
Manfaat Internal Linking:
- Membantu pengguna menemukan lebih banyak konten terkait di situs Anda.
- Meningkatkan waktu kunjungan di situs, yang berdampak positif pada peringkat SEO.
- Memberi sinyal kepada mesin pencari bahwa konten lama tetap relevan.
Tips:
- Tautkan artikel baru ke konten lama yang memiliki performa baik.
- Pastikan anchor text (teks yang digunakan untuk tautan) relevan dengan halaman tujuan.
7 Alat Bantu untuk Content Repurposing
Menggunakan alat yang tepat dapat mempercepat proses dan memastikan hasil yang optimal. Berikut adalah 7 alat yang direkomendasikan untuk content repurposing:
1. Canva
Alat desain grafis untuk membuat infografis, postingan media sosial, atau presentasi dari konten teks yang sudah ada.
Kelebihan:
- Mudah digunakan, bahkan untuk pemula.
- Menyediakan template yang beragam.
- Gratis, dengan opsi premium untuk fitur tambahan.
Contoh Penggunaan:
- Ubah artikel blog menjadi infografis berjudul “10 Langkah Memulai Bisnis Online”.
- Desain carousel Instagram dari poin-poin utama dalam blog.
Link: canva.com
2. Descript
Alat untuk transkripsi dan pengeditan audio/video, ideal untuk mengubah wawancara atau podcast menjadi teks.
Kelebihan:
- Transkripsi otomatis dengan akurasi tinggi.
- Dapat mengedit video/audio langsung dari teks transkrip.
Contoh Penggunaan:
- Transkripsi podcast menjadi artikel blog.
- Mengedit video wawancara untuk dibuat klip pendek di media sosial.
Link: descript.com
3. Lumen5
Alat yang mengubah teks menjadi video menarik dengan elemen visual.
Kelebihan:
- Antarmuka sederhana dan ramah pengguna.
- Menyediakan template video profesional.
Contoh Penggunaan:
- Ubah artikel “Panduan SEO untuk Pemula” menjadi video pendek YouTube.
- Tambahkan elemen visual dan musik untuk meningkatkan daya tarik.
Link: lumen5.com
4. Buffer
Alat manajemen media sosial untuk menjadwalkan dan mempublikasikan konten di berbagai platform.
Kelebihan:
- Memudahkan distribusi konten secara otomatis.
- Mendukung analitik performa konten di media sosial.
Contoh Penggunaan:
- Jadwalkan postingan carousel Instagram yang dibuat dari infografis.
- Publikasikan klip video pendek di TikTok dan LinkedIn secara bersamaan.
Link: buffer.com
5. Google Docs
Platform kolaborasi untuk membuat konsep ulang konten atau menyusun artikel dari hasil repurposing.
Kelebihan:
- Gratis dan mudah digunakan.
- Mendukung kolaborasi real-time dengan tim.
Contoh Penggunaan:
- Gunakan untuk mengedit artikel hasil transkripsi podcast.
- Buat daftar poin untuk dikembangkan menjadi infografis.
Link: docs.google.com
6. Vidyard
Alat untuk membuat, mengedit, dan meng-host video. Cocok untuk demo produk atau video edukasi.
Kelebihan:
- Mendukung pembuatan video personalisasi.
- Mudah dibagikan melalui email atau media sosial.
Contoh Penggunaan:
- Buat video pendek dari artikel panduan untuk audiens YouTube.
- Rekam demonstrasi produk untuk ditampilkan di halaman web atau media sosial.
Link: vidyard.com
7. HubSpot Content Strategy Tool
Alat untuk menganalisis performa konten lama dan merencanakan strategi content repurposing.
Kelebihan:
- Memberikan wawasan data untuk menentukan konten mana yang layak diperbarui.
- Membantu merancang strategi SEO berdasarkan performa konten.
Contoh Penggunaan:
- Identifikasi artikel dengan traffic tinggi untuk diubah menjadi video atau infografis.
- Gunakan analitik untuk menemukan kata kunci baru untuk optimasi.
Link: hubspot.com
Kesimpulan
Content repurposing adalah strategi hemat waktu dan efektif untuk memperluas jangkauan audiens. Dengan alat dan langkah yang tepat, Anda dapat memaksimalkan nilai dari setiap konten yang dimiliki, menjadikannya relevan untuk berbagai platform dan audiens.
Menggunakan kembali konten untuk SEO tidak hanya diperbolehkan, tetapi juga sangat efektif jika dilakukan dengan benar.
Dengan menghindari duplikasi, memperbarui informasi, dan memanfaatkan alat bantu yang tepat, Anda dapat mengoptimalkan nilai dari konten lama Anda, memperkuat SEO, dan meningkatkan visibilitas di berbagai platform. Gunakan langkah-langkah ini untuk memaksimalkan strategi content marketing Anda!
FAQs
- Apa itu content repurposing?
- Content repurposing adalah proses mengubah konten yang sudah ada ke dalam format atau platform baru untuk menjangkau audiens yang lebih luas dan meningkatkan efektivitas pemasaran.
- Mengapa content repurposing penting dalam strategi pemasaran digital?
- Dengan content repurposing, bisnis dapat memaksimalkan nilai dari konten yang sudah ada, menghemat waktu dan sumber daya, serta meningkatkan jangkauan dan keterlibatan audiens.
- Format konten apa saja yang dapat dihasilkan melalui repurposing?
- Konten dapat diubah menjadi berbagai format, seperti video, infografis, podcast, postingan media sosial, atau artikel blog, tergantung pada preferensi audiens dan platform yang dituju.
- Bagaimana cara memilih konten yang tepat untuk di-repurpose?
- Pilih konten yang memiliki performa baik, seperti artikel dengan trafik tinggi atau topik yang selalu relevan (evergreen content), untuk memastikan hasil repurposing yang efektif.
- Apakah content repurposing dapat meningkatkan SEO?
- Ya, dengan mengoptimalkan konten yang di-repurpose dengan kata kunci yang relevan dan memastikan konten tersebut unik, Anda dapat meningkatkan visibilitas di mesin pencari.
- Alat atau platform apa yang dapat membantu dalam proses content repurposing?
- Beberapa alat yang dapat membantu antara lain Canva untuk desain grafis, Lumen5 untuk pembuatan video, dan Descript untuk transkripsi audio/video.
- Seberapa sering sebaiknya melakukan content repurposing?
- Lakukan repurposing secara berkala, terutama untuk konten yang selalu relevan, untuk memastikan audiens terus mendapatkan informasi terbaru dan menarik.